🌌 "EXO, Semesta yang Mengubah Hidupku"
Aku masih ingat hari pertama aku kenal EXO—bukan karena niat cari K-pop, tapi karena adikku muter lagu keras-keras dari kamarnya. Judulnya waktu itu "Love Shot." Aku mau protes, tapi suara beat-nya... aduh, langsung nempel di kepala.
Sambil pura-pura lewat kamarnya, aku nyuri pandang ke layar. Di situ ada sekelompok cowok bersetelan jas, karismanya luar biasa, gerakannya tajam tapi elegan, dan tatapannya menusuk—khususnya yang rambutnya cokelat muda dan senyum lembut. Belakangan aku tahu, itu CHANYEOL.
🎧 Dari Satu Lagu ke Dunia Bernama EXO
Setelah itu, aku nyari MV lainnya. Aku nonton "Growl," "Call Me Baby," "Monster," dan akhirnya ketemu "Miracles in December." Lagu itu bikin aku nangis.
“I didn’t believe in miracles, but now I do... because I met you.”
Entah kenapa, EXO bukan cuma sekadar grup. Mereka kayak semesta sendiri. Punya kekuatan super di konsep awal (iya, literally, mereka punya kekuatan elemen di cerita debutnya!), tapi juga punya daya magis yang nyata di hati fansnya.
💔 Saat Mereka Jatuh, Aku Ikut Terseret
Jadi EXO-L itu bukan cuma tentang suka lagu dan visual. Itu juga tentang ikut merasakan pasang surut perjalanan mereka. Aku masih inget waktu Kris, Luhan, dan Tao keluar. Rasanya kayak kehilangan teman. Tapi mereka tetap jalan terus.
Waktu D.O. dan Xiumin masuk wamil, rasanya kosong. Tapi fandom tetap kuat, saling nyemangatin. Karena EXO ngajarin kami satu hal penting: “We are one.”
🫂 EXO-L: Rumah Kedua
Lewat EXO, aku ketemu sahabat-sahabat baru. Kami nonton konser bareng—walau cuma dari layar laptop—teriak bareng saat Chen nyanyi high note, dan nangis bareng saat Suho bilang dia bangga punya EXO-L.
Aku bahkan nulis surat buat mereka, sesuatu yang dulu nggak pernah aku lakuin buat artis mana pun. Tapi EXO bikin aku merasa terhubung, walau dari jauh. Mereka nyata, tulus, dan penuh dedikasi.
🔥 EXO Bukan Sekadar Grup
Buatku, EXO adalah:
-
Suara D.O. yang bikin hati tenang
-
Tawa Chanyeol yang menular
-
Karisma Kai yang membakar panggung
-
Ketenangan Suho sebagai leader
-
Suara tinggi Chen yang bikin merinding
-
Kelucuan Baekhyun yang bisa menghidupkan hari
-
Senyum manis Xiumin yang kalem tapi kuat
-
Dan tentu, memori manis dari Luhan, Kris, dan Tao yang dulu juga jadi bagian dari keluarga ini.
🌠Sekarang dan Selamanya
Sekarang, meski banyak grup baru bermunculan, EXO tetap punya tempat khusus di hatiku. Mereka bukan cuma idola—mereka penyelamat di masa sulit, semangat saat aku nyaris menyerah, dan inspirasi untuk terus bangkit.
Aku mungkin nggak pernah ketemu mereka langsung. Tapi berkat mereka, aku menemukan bagian dari diriku sendiri yang selama ini hilang.
Dan selama mereka terus bersinar, aku akan tetap di sini. Menjadi EXO-L. Menjadi bagian dari semesta bernama EXO.
“We are one! Saranghaja!” 💖
🎉 Menemukan Teman Baru & Diri yang Baru
Dunia K-pop juga mempertemukanku dengan banyak teman dari berbagai belahan dunia. Kami ngobrol di Twitter, bikin fan project, dan saling support. Aku mulai belajar bahasa Korea sedikit-sedikit, mulai nge-dance pelan-pelan, dan bahkan percaya diri posting video kecil di TikTok.
Yang paling penting: K-pop membuatku merasa hidup. Aku jadi punya semangat baru, mimpi baru, dan tempat buat pelarian ketika dunia nyata terasa berat.
🫶 Dan Kini…
Sekarang, aku bangga jadi K-popers. Bukan karena sekadar suka oppa-oppa ganteng, tapi karena aku belajar banyak: tentang kerja keras, mimpi, empati, dan keindahan dalam keberagaman.
Aku bukan cuma penggemar. Aku bagian dari gelombang cinta, seni, dan energi yang melintasi batas negara, bahasa, dan budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar